Selamat Tinggal Masa Lalu!
Berkas-berkas masa lalu akan ku lipat dan tak pernah kulihat kembali. Cukup ku tutup rapat-rapat, lalu ku simpan dalam 'ruang' penglupaan, ku ikat dengan tali yang kuat dalam 'penjara' pengacuhan selamanya. Atau, ku letakkan di dalam ruang gelap yang tak tertembus cahaya.
Yang demikian, karena masa lalu telah berlalu dan habis. kesedihan tak akan mampu mengembalikannya lagi, keresahan tak akan sanggup memperbaikinya kembali, kegundahan tidak akan mampu merubahnya menjadi terang, dan kegalauan tidak akan dapat menghidupkannya kembali, karena ia memang sudah tidak ada.
Aku tak ingin selalu hidup dalam mimpi buruk masa lalu, atau di bawah payung gelap masa silam. Aku memilih menyelamatkan diri dari bayangan masa laluku!
Karena aku tau, air sungai tak akan dapat dikembalikan lagi ke hulu, matahari tak dapat dikembalikan ke tempatnya terbit, seorok bayi tak dapat kembali ke perut ibunya, air susu tak dapat kembali ke payudara sang ibu, dan air mata tak dapat kembali ke dalam kelopak mata.
Ku ingat, keterikatanku dengan masa lalu, keresahanku atas apa yang telar terjadi padanya, keterbakaran emosi jiwaku oleh api panasnya, dan kedekatan jiwaku pada pintunya, adalah kondisi yang sangat naif, ironis, memprihatinkan, dan sekaligus menakutkan.
Membaca kembali lembaran masa lalu hanya akan memupuskan maa depan, mengendurkan semangat, menyia-nyiakan waktu yang sangat berharga. Dalam Al-Qur'an, setiap kali usai menerangkan kondisi suatu kaum dan apa saja yang telah mereka lakukan. Allah selalu mengatakan "Itu adalah umat yang lalu". Begitulah, ketika suatu perkara abis, maka selesai pula urusannya. Dan tak ada gunanya mengurai kembali bangkai zaman dan memutar kembali roda sejarah.
Orang yang berusaha kembali ke masa lalu, adalah tak ubahnya orang yang menumbuk tepung, atau orang yang menggergaji serbuk kayu!
No comments:
Post a Comment